Selasa, 05 November 2013

Prosedur & Biaya Interpreter Simultan

Untuk kelancaran interpretersimultan, mohon materi telah dipersiapkan oleh para pembicara (asing dan Indonesia) bisa dipelajari juru bahasa (Interpreter) kami beberapa hari sebelum hari H. Untuk Pembicara berbahasa Asing, kami sediakan wireless headset bagi para Peserta berbahasa Indonesia, dan Juru Bahasa (Interpreter) simultaneous yang duduk dalam sound-proof booth, menerjemahkan secara simultaneous dari bahasa asing ke yang didengar melalui wireless headset ke para peserta. Saat kedua Pembicara asing duduk sebagai Peserta, kami sediakan dua pilihan. Juru Bahasa (Interpreter) consecutive yang duduk didekat 2 Peserta berbahasa asing tanpa menggunakan head set atau pengeras suara yang mungkin bisa mengganggu peserta lain.

Juru Bahasa (Interpreter) simultan yang duduk dalam Interpreting Booth, dan menyediakan head set dengan channel yang berbeda bagi Peserta berbahasa asing. Bila ada Sesi Tanya Jawab (Q & A Session), kami usulkan Untuk pertanyaan dari peserta berbahasa Indonesia, mohon dipersiapkan PA (Public Address) wireless microphone, yang diterjemahkan oleh Juru Bahasa melalui Fixed PA (Public Address) microphone dalam Booth khusus untuk menerjemahkan Q & A Pemancar channel yang berbeda ke head set yang digunakan Pembicara berbahasa asing, untuk Jawaban dari Pembicara berbahasa asing, kami akan gunakan Fix PA microphone melalui Fixed PA (Public Address) microphone dalam Booth khusus untuk menerjemahkan Q & A. Pemancar channel yang berbeda ke head set yang digunakan para Peserta.

Equipment Head Set & Transmitter Console:
Untuk minimum 30 unit pertama Rp 4,500,000.- dan Rp 125,000 per unit head set tambahan.

Interpreter Simultan:
Rp 500,000.- /jam minimum 3 continuous attending hours.
Overtime (setelah 8 jam atau 18:00). Consecutive Rp 350,000.- /jam minimum 3 continuous attending hours.
Overtime (setelah 8 jam atau 18:00).

Mobilisasi Equipment & Personnel Transport (udara / darat):
Reimbursable cost atau sekitar Rp 2,500,000 dan Akomodasi dan Makan untuk 2 teknisi dari Jakarta.

Sound-proof Interpreting Booth:
Kami sarankan untuk dibuat di Surabaya dengan gambar & dimensi dari kami, perkiraan anggaran 2 juta. Kemudian menjadi milik Client untuk keperluan dimasa mendatang.

Mohon ditentukan, skenario yang dibutuhkan, Khususnya yang menyangkut biaya Mobilisasi Equipment yang menggunakan single (FM) atau multi-channel (Infra-Red) yang berat / volume nya lebih tinggi.

Kamis, 04 Juli 2013

Teknik Interpreter Hukum

Interpreter Hukum adalah Interpreter dari teks-teks dalam bidang hukum. Sebagai hukum adalah bidang subjek tergantung budaya, Interpreter hukum bukanlah tugas sederhana. Hanya penerjemah profesional yang mengkhususkan diri dalam penerjemahan hukum harus menerjemahkan dokumen hukum dan tulisan-tulisan ilmiah. Para penerjemahan dari jalan dalam perjanjian, misalnya, dapat menyebabkan tuntutan hukum dan kehilangan uang.
Teknik penerjemahan adalah hal-hal praktis, berbeda dengan metode dan prosedur yang kurang lebih normatif, yang langsung berkaitan dengan langkah praktis dan pemecahan masalah dalam penerjemahan. Masalah praktis ini terkait dengan berbagai masalah kebahasaan antara lain (1) fungsi teks, (2) gaya bahasa, (3) ragam fungsional, (4) dialek, serta (5) masalah khusus yang perlu penanganan praktis seperti idiom dan metafora.
Ketika menerjemahkan salinan dalam bidang hukum, penerjemah harus menjaga berikutnya dalam pikiran. Metode hukum dari teks sumber dipersiapkan dengan cara yang sesuai bahwa etnisitas dan ini adalah direplikasi dalam Bahasa hukum, dalam cara yang sama, teks target untuk dibaca oleh seseorang yang akrab dengan yang lain sistem hukum dan bahasanya.
Seorang profesional dalam Interpreter hukum harus menjadi ahli bahasa, intelektual hukum dan sedikit detektif bersedia sehingga ia mampu mengumpulkan poin-poin penting dari teks apapun. Dan dia juga harus mampu meneliti bagaimana untuk menggambarkan konsep-konsep hukum dinyatakan dalam bahasa sumber dokumen yang mungkin tidak memiliki padanan dalam bahasa atau sistem hukum dari teks sasaran.
Pada tahap pertama, penerjemah harus menerjemahkan teks sumber dan merekonstruksi makna dalam teks sasaran. Dalam banyak kasus, ada beberapa pembatasan bagi penerjemah untuk menemukan yang sebanding fungsional untuk kata atau frase atau klarifikasi sisipan karena Interpreter yang akurat adalah mustahil.
Penerjemah teks-teks hukum seringkali mencari saran dari Kamus hukum, kamus dwibahasa khususnya hukum. Perawatan harus diambil, karena beberapa kamus dwibahasa hukum berkualitas rendah dan menggunakan mereka dapat menyebabkan kesalahan penerjemahan.

Setiap penerjemah hukum harus menjaga beberapa aturan, ketika mereka menerjemahkan sesuatu. Interpreter harus diambil dari salinan asli, dan harus diterjemahkan secara lengkap dan akurat. Ini kira-kira harus mengikuti format dan tata letak dari teks sumber. Penerjemah tidak dapat mengubah nama orang, judul dan tanda bangsawan, bahkan ejaan nama itu. Ini harus diambil dari dokumen asli.
Seorang penerjemah ahli hukum juga harus tahu bahwa bahkan di dalam bidang hukum ada sekitar seluruhnya terpisah dari hukum yang memerlukan teknik penerjemahan spesifik: sebuah teks kontrak memiliki sedikit kesamaan dengan tekad, sertifikat administratif, keputusan hukum atau undang-undang, untuk nama beberapa contoh. Penerjemah tahu bahwa dia harus berkonsultasi tidak hanya kamus hukum satu bahasa, tapi juga disertasi mengenai materi pelajaran, dan bahwa kamus dwibahasa sementara berguna, harus digunakan dengan kewaspadaan.
Selain kekosongan terminologis, atau kesenjangan leksikal, penerjemah dapat fokus pada aspek-aspek berikut. Konvensi Tekstual dalam bahasa sumber sering budaya-tergantung dan mungkin tidak sesuai dengan konvensi dalam budaya target. Struktur linguistik yang sering ditemukan dalam bahasa sumber tidak memiliki struktur setara langsung dalam bahasa target. Penerjemah karena telah menemukan struktur bahasa target dengan fungsi yang sama seperti yang dalam bahasa sumber.
Ketika dihadapkan dengan argumen internasional yang menghubungkan bahasa yang berbeda dan struktur hukum, penasihat hukum dan klien mereka akan baik-baik direkomendasikan untuk mendapatkan layanan dari penerjemah berhasil jembatan kesenjangan sistem hukum, serta bahasa dan budaya, dalam rangka memberikan melek huruf yang agak dari Interpreter harfiah.

Minggu, 26 Mei 2013

transkripsi video

Melalui transkripsi video, transcribers menangkap semua percakapan di sebuah acara film atau TV dengan akurasi termasuk efek suara visual. Hal ini membantu penonton sepanjang dunia untuk mengikuti percakapan dengan benar. Pertama kali ketika Anda menonton pertunjukan film atau TV, Anda mungkin tidak dapat mengikuti percakapan tajam karena berbagai alasan. Tapi Transcriber video dapat menangkap semua percakapan akurat. Bahkan suara latar belakang dari sebuah acara TV atau film dapat ditranskripsi menggunakan transkripsi video. Sebagai contoh-visual dari gonggongan anjing dapat ditranskripsi sebagai 'anjing menggonggong', ini membantu orang tuli yang tidak akan dapat mengikuti efek suara atau percakapan yang terjadi di media visual.
Hal ini membantu orang yang mengalami kesulitan menonton format audiovisual acara TV atau film dan kebutuhan untuk membaca transkripsi video untuk memahami konten yang lebih baik.

Mengapa perlu transkripsi video? Video transkripsi melayani berbagai tujuan seperti-Produsen paling sering rangka transkrip profesional untuk memenuhi persyaratan penyampaian ketat dari jaringan yang akan ditayangkan program mereka. Juga transkrip berfungsi sebagai catatan tertulis yang akurat dari isi suatu acara termasuk dialog, identifikasi pembicara, referensi kode waktu dan di mana diperlukan kerja kamera. Ini transkrip video juga digunakan oleh para profesional bahasa kustomisasi sementara menerjemahkan isi sebuah program ke dalam bahasa lain.

Video dari iklan, lagu, film, wawancara, serial Televisi, film, pendidikan akademik dan pelatihan ditranskripsi untuk berbagai tujuan. Transkripsi dari file-file video yang berguna untuk organisasi, sekolah, perusahaan media, universitas. Digital format video sangat nyaman, biaya efektif dan mudah digunakan. Format digital seperti mp4, WMV, Real media, waktu cepat membawa keuntungan yang lebih besar dalam merekam dan menyimpan data, yang lebih digunakan oleh pod kastor, kastor web dan pencipta video independen. Transkripsi dari format video digital yang sangat berguna untuk optimasi mesin pencari untuk kastor polong, kastor web dan transkrip video yang sangat dibutuhkan untuk para kreator video independen, media dan perusahaan produksi.

Dengan memiliki video Anda upload yang ditranskripsi dan transkrip ke YouTube, Anda memberi Google informasi spesifik tentang konten video Anda. Ketika seseorang mencari frase yang disebutkan dalam video, Google akan dapat memasukkan video Anda di hasil pencarian dan bahkan dapat mulai bermain video pada titik di mana frase pencarian yang digunakan.

Jaringan televisi, produsen independen, organisasi pendidikan dan perusahaan multimedia memerlukan video mereka untuk menjadi ditranskripsi sangat sering.

Proses ini sangat membutuhkan profesionalisme untuk tingkat yang sangat tinggi. Konversi dari file video ke dalam transkrip dibaca harus dilakukan oleh profesional yang berkualifikasi tinggi transcriptionist.

Sabtu, 30 Maret 2013

TRANSKRIPSI MUDAH DAN GRATIS?: PAKAI AJA EXPRESS SCRIBE


Bagi Anda yang mengkhususkan diri di bidang transkripsi dan penerjemahan file audio dan video, tentunya selain kemampuan mendengarkan dan menerjemahkan yang bagus, Anda juga membutuhkan peralatan dan software berkualitas dan terjangkau untuk mempermudah proses transkripsi dan penerjemahan tersebut.
Ada berbagai software transkripsi file audio dan video yang cukup dikenal luas di pasaran. Sebagian ada yang harganya selangit dengan fitur yang rumit dan ada pula yang harganya pas di kantong dengan fitur yang memang tidak terlalu banyak namun memadai untuk mengerjakan file audio / video standar. Ada pula versi gratisan yang fiturnya cukup terbatas. Salah satunya yang dapat Anda unduh di Internet adalah Express Scribe keluaran NCH Software. Anda dapat mengunduhnya dengan mengklik di sini.
Setelah mengunduhnya, Anda disarankan untuk melakukan pengaturan di menu “Options” sesuai dengan kebutuhan transkripsi Anda. Untuk menyesuaikan kecepatan playback file audio / video, Anda dapat pergi ke menu “Playback” dan menyetel kecepatan playback serta rewind and fast forward yang dinyatakan dalam persentase (%).  Jika Anda memiliki pedal kaki, Anda dapat pun dapat mengaturnya dengan fasilitas “Controller Setup Wizard”. Adapun “hot keys” yang dapat Anda gunakan adalah F3 untuk memutar file audio / video dengan kecepatan tinggi, F4 untuk menghentikan pemutaran file, F5 untuk membuka Express Scribe, F6 untuk memperkecil jendela Express Scribe, F7 untuk memutar ulang (rewind), F8 untuk mempercepat pemutaran, F9 untuk memutar file, F10 untuk memutar file dengan kecepatan sebenarnya, F11 untuk memutar file dengan kecepatan lambat.
Sebagai langkah awal, Anda dapat memuat file audio / video dengan mengklik “File” > “Load Dictation File(s) atau memuat Audio CD track (apabila dalam bentuk kepingan CD) dengan mengklik “File” > “Load Audio CD track(s)”.
Setelah dimuat, kini Anda dapat mulai mengerjakan file audio / video tersebut dengan mengetik transkripsinya di kolom kosong yang tersedia di antarmuka Express Scribe atau di file software pengolah kata (default: MS Word). Hasilnya dapat Anda simpan dalam file MS Word.
Setelah transkripsinya lengkap, Anda dapat menerjemahkannya dengan CAT Tool pilihan Anda atau cukup menggunakan software pengolah kata biasa saja.
Akhir kata, semoga uraian singkat di atas dapat mempermudah kehidupan Anda sebagai seorang transcriber professional.

Selasa, 12 Maret 2013

Penggunaan kalimat pasif reporter atau jasa interpreter

Kesalahan tata bahasa di media televisi memang sering sekali terjadi dan paling banyak terjadi saat liputan langsung atau berita kilat. Biasanya si reporter atau jasa interpreter (apalagi yang masih pemula) akan terlihat kebingungan menyusun kata untuk menyampaikan beritanya, apalagi jika waktu tayangnya dipanjang-panjangkan. Kalau sudah begini, akan keluar segala macam kesalahan tata bahasa dan penyusunan kata yang kadang-kadang menggelikan.
Tebakan saya sih, tidak ada mekanisme umpan balik yang memadai, misalnya rekaman tayangannya diputar kembali, lalu kesalahan-kesalahan itu dibahas untuk diperbaiki bersama editor/ahli yang khusus ditunjuk, apakah cara seperti itu bisa dijalankan di televisi?
Dengan istilah "lebih sering" di televisi berarti di media cetak juga terjadi, apalagi kualifikasi penggarap media cetak juga beragam. Ada yang bagus, biasa-biasa, dan ada juga yang rendah. Mengapa kesalahan kalimat di televisi lebih sering, karena deadline mereka sangat ketat sehingga sangat mungkin tak cukup waktu untuk mengedit. Dan, bila si reporter atau jasa interpreter (pemula) harus bicara langsung di layar, menyusun kalimat yang baik adalah tantangan yang tidak mudah. Dulu saya berteman dekat dengan seorang reporter atau jasa interpreter televisi swasta nasional, waktu saya bertugas di Jakarta 1995-1997, jadi bisa tahu tantangan yang mereka hadapi. Pergulatan antara kemacetan dan jadwal tayang berita misalnya. Pernah terjadi ada berita penting yang dimasukkan saat anchor sudah masuk ke ruang siaran dan tayangan berita secara langsung sudah dimulai pukul 15.00 sore. Gambar diedit dan naskah disusulkan ke ruang siar. Begitulah, tantangan yang dihadapi reporter atau jasa interpreter televisi. Satu hal lagi, ada perbedaan pengelolaan kebahasaan di media cetak dan televisi. Di televisi, berita dibacakan atau disampaikan oleh anchor atau reporter atau jasa interpreter dan pemirsa hanya mendengarkan sedangkan di media cetak bahasa langsung dibaca oleh konsumen atau pembaca. Dengan demikian, pengelola media cetak punya tantangan atau tuntutan lebih besar untuk menyajikan bahasa secara lebih baik, walaupun tentu saja kualitasnya beragam sesuai dengan kapasitas pengelolanya. Saya beberapa kali juga menemukan penggunaan bentuk aktif yang salah di media tulis. Ada satu contoh yang sekarang tampaknya bertambah umum.  "Dalam penggerebegan itu menangkap seorang bandar ekstasi" Perbaikan kalimat ini: (1) Jadikan kalimat ini kalimat pasif. (2) Tambahkan subjek. Mungkin kalimat itu jalannya: ... polisi ...dalam penggerebegan itu menangkap seorang .. (Ibu tidak mendengar ... polisi ... nya). Kalau subjeknya sudah diketahui dan dianggap tidak perlu diulang, boleh saja subjek itu tidak dipakai namun untuk itu bentuk kalimat yang benar adalah kalimat pasif: Dalam penggerebegan itu seorang bandar ekstasi ditangkap. Atau, jika kenyataan ada yang ditangkap yang ingin ditekankan, maka yang ditekankan itu dapat diletakkan dimuka: Dalam penggerebegan itu DITANGKAP seorang bandar ekstasi. Kalimat ini masuk dalam kategori kalimat tanpa subjek (kesalahan yang sering dibuat). Dalam penggerebegan itu /polisi/ menangkap seorang ... Saya pikir mestinya juga "ditangkap", bukan "menangkap". Sepertinya memang penggunaan bahasa Indonesia di media massa kadang (atau sering ya?) tidak efektif dan keliru.

Jumat, 08 Maret 2013

Ketidaksiapan jasa interpreter


Kita tidak dapat begitu saja menghakimi sang interpreter. Ada berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan:
(1) Apakah penyelenggara beranggapan bahwa penjurubahasaan itu pekerjaan yang sedemikian mudahnya sehingga siapa saja asal fasih dalam dua bahasa (misalnya Inggris Indonesia) pasti dapat dicomot untuk dijadikan interpreter? Apakah penyelenggara ingin menghemat biaya sehingga menggunakan interpreter dengan kemampuan pas-pasan? Atau, apakah interpreter yang digunakan adalah kenalan, sahabat dekat, keponakan, atau saudara dari sang penyelenggara? 
(2) Apakah interpreternya memang tidak siap? Tidak siap di sini dapat berarti tidak siap dari segi kemampuan maupun dari segi kesehatan. Bisa saja interpreter tersebut sebenarnya mampu tetapi kesehatannya membuatnya ia menjadi tidak mampu.
(3) Apakah ada keterlibatan unsur emosi di sini? Ingat, bahwa topiknya menyangkut konflik agama dan etnis. Mungkin apa yang dibicarakan membuat interpreter yang bersangkutan merasa tidak nyaman, gerah, atau marah dan tertekan sehingga hal ini mempengaruhi kinerjanya. Emosi yang tiba-tiba menjadi labil tentu akan sangat mempengaruhi kinerja interpreter karena bagaimana pun juga, interpreter adalah juga manusia biasa.
(4) Apakah reaksi  berlebihan? Jika ia mengatakan interpreter tersebut salah, ia harus dapat membuktikan di mana letak kesalahannya.
(5) Mungkin ada hal-hal lain yang tidak kita ketahui yang sesungguhnya terjadi di balik layar sehingga mengakibatkan terjadinya peristiwa tersebut. 
Janganlah gegabah menuduh, menyimpulkan, menghakimi atau menyalahkan sebelum mengetahui dan menganalisa fakta dan apa yang sesungguhnya terjadi. Sepertinya kita harus lihat "the overal picture", apakah karena  jurubahasanya "under-qualified"-->pertanyaan berikutnya: how come? Yang sewa intepreter siapa? Apakah penyewa ngerti spek yg diperlukan atau jgn2 mereka juga penganut "now everyone can...(Be an interpreter) :) kemungkinan kedua: si pejabatnya yang lebay, we all know lah cem mana gaya bicara pejabat pemerintah :) :). Kalo masalahnya yang kedua, bahkan Thor of Asgard pun nggak akan bisa apa-apa. Mungkin di sini ada rekan yang hadir di sana? Atau mungkin kenal penyewa?

Jumat, 22 Februari 2013

RINGKASAN, SADURAN, TRANSKRIPSI by anindyatrans1@gmail.com


Terkadang kita sulit untuk memahami ide sebuah tulisan yang panjang dan tidak jarang juga kita kemudian membuat ringkasan dari sebuah tulisan tersebut untuk membantu memahami ide-ide dari si penulis. Hal serupa juga dilakukan manakala kita ingin menyalin tulisan dalam bahasa lain atau karya tulis tertentu yang inti tulisannya ingin kita ketahui. Cara menyadur bisa menjadi sebuah alternatif.
Meringkas, menyadur, dan mentranskrip memang memiliki kesamaan. Ketiganya masih berpatokan pada ide orang lain. Meski demikian, dalam hal mentranskrip, ada sedikit perbedaan. Kegiatan mentranskrip lebih kepada penyalinan bentuk lisan ke bentuk tulisan. Lebih jauh lagi tentang ketiga hal ini, diuraikan dalam tiga butir berikut ini.

Meringkas

Menyajikan sebuah tulisan dari seorang pengarang ke dalam sebuah sajian tulisan yang ringkas bukan hal yang mudah. Kita harus membaca dengan cermat dan memerhatikan ketika kita harus menuliskannya secara ringkas. Hal ini berkaitan dengan upaya kita untuk menangkap gagasan atau ide dari pengarang. Langkah meringkas bisa kita pakai untuk mengetahui maksud dan tujuan pengarang juga dalam rangka menyajikan sebuah tulisan ke dalam bentuk yang ringkas, padat, dan tetap berpatokan pada ide asli pengarang. Dalam hal ini, yang harus kita perhatikan dalam membuat sebuah ringkasan adalah mempertahankan urutan asli dari ide asli pengarang. Akan tetapi, jangan kita mencampuradukkan pengertian tersebut ketika kita akan membuat sebuah ikhtisar. Patokan akan kedua hal tersebut ada perbedaannya. Dalam membuat ikhtisar, kita tidak perlu mempertahankan urutan karangan asli dan tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan itu secara proposional (Keraf 1984: 262). Berikut akan kita bahas tentang batasan arti ringkasan. Ringkasan diartikan sebagai penyajian singkat dari suatu karangan asli tetapi tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang asli. Sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat itu (Keraf 1984: 262). Dengan kata lain, ringkasan adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk singkat. Lalu apa tujuan dari meringkas tersebut? Gorys Keraf mengemukakan bahwa membuat ringkasan dapat berguna untuk mengembangkan ekspresi serta penghematan kata. Latihan membuat ringkasan, menurut dia, akan mempertajam daya kreasi dan konsentrasi si penulis ringkasan tersebut. Penulis ringkasan dapat memahami dan mengetahui dengan mudah isi karangan aslinya, baik dalam penyusunan karangan, cara penyampaian gagasannya dalam bahasa dan susunan yang baik, cara pemecahan suatu masalah, dan lain sebagainya. Beberapa bentuk ringkasan di antaranya dapat berupa abstrak, sinopsis, dan simpulan. Dalam sebuah karya ilmiah (skripsi, laporan akhir, tesis, maupun desertasi), sebuah proses meringkas biasa disebut juga dengan abstrak (Widyamartana dan Sudiati 1997: 52). Abstrak atau ringkasan berdasarkan penjelasan Harianto GP (2000: 227) dimaksudkan sebagai memberikan uraian yang sesingkat-singkatnya tentang segala pokok yang dibahas. Ringkasan dalam sebuah karya ilmiah hendaknya meliputi dasar masalah, asumsi dasar, hipotesa, metodologi, data, sumber-sumber pengolahan, kesimpulan, dan saran-saran.
Ringkasan dalam bentuk sinopsis biasa dilakukan pada buku seperti karya fiksi atau nonfiksi. Bentuk sinopsis merupakan salah satu bentuk ringkas suatu karya yang kiranya dapat memberikan dorongan kepada orang lain untuk membaca secara utuh (Djuharie dan Suherli 2001: 12).
Sementara bentuk ringkasan yang lain adalah simpulan. Simpulan adalah bentuk ringkas yang mengungkapkan gagasan utama dari suatu uraian atau pembicaraan dengan memberikan penekanan pada ide sentral serta penyelesaian dari permasalahan yang diungkapkan (Djuharie dan Suherli 2001: 13).

Menyadur

Sebenarnya, "menyadur" itu lain dengan menerjemahkan/ mengalih bahasakan . Istilah yang sekarang lebih umum digunakan adalah "adaptasi." Yang paling lazim, adaptasi dilakukan antar dua bidang seni, misalnya film yang ceritanya mengadaptasi sebuah novel. Dalam bidang sastra, bisa juga sebuah karya mengadaptasi sebuah cerita rakyat.

Adaptasi prinsipnya adalah mengambil bahan pokok untuk dikembangkan. Detail ceritanya bisa sama sekali baru, bahasa ungkapnya juga harus lain. Jadi, cerita-cerita silat dari Hongkong dan Taiwan yang beredar dalam bahasa indonesia sama sekali tak bisa disebut adaptasi atau menyadur. Karena tak ada pengembangan cerita ataupun memakai bahasa ungkap yang sama sekali baru.
Mereka tetaplah karya tejemahan. Istilah saduran yang sering ditempel di cover hanyalah sekedar akal-akalan agar terhindar dari gugatan hak cipta. Kembali ke istilah "menyadur", definisi resminya adalah: "menyusun kembali cerita secara bebas, tanpa merusak garis besar cerita, biasanya dari bahasa lain" (KBBI  Edisi-II, Cetakan Ke-9, 1997, halaman 859).
Apakah menyusun kembali hanya sekedar membolak balik susunan kalimat atau susunan peristiwa? Atau sekedar mengedit, mengurangi dan menambah? Kalau hanya itu, baru pantas kita sebut terjemahan bebas!
Menyadur harus lebih dari itu. Harus ada sesuatu yang baru diluar cerita asli, "Tanpa merusak garis besar cerita". Pengembangan cerita tak berarti megubah garis besar cerita, misalnya kita tahu cerita garis besar cerita Sampek Engtai, tapi adegan pertemuan dan perpisahan mereka, detail percakapan mereka, bisa saja kita kembangkan sendiri.

Mentranskrip

Saat kita mendengar kata transkrip, pemahaman kita tentu akan mengacu pada penyalinan sebuah bentuk lisan ke dalam bentuk tulisan. Transkripsi menurut definisi Harimukti Kridalaksana adalah pengubahan wicara menjadi bentuk tertulis; biasanya dengan menggambarkan tiap bunyi atau fonem dengan satu lambang (2001: 219). Hal ini sesuai dengan pandangan J.S. Badudu bahwa terjadi sebuah penyalinan teks dengan huruf lain untuk menunjukkan lafal, fonem-fonem bahasa yang bersangkutan (2005: 351). Transkrip dalam hal ini sangat berguna, khususnya sewaktu kita akan membuat salinan, catatan dari sebuah pembicaraan ke dalam bentuk tertulis.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, transkrip artinya salinan. Mentranskrip berarti menyalin. Apa saja yang bisa disalin? Tentu bisa apa saja. Tetapi yang dimaksud transkrip pada tulisan ini adalah menyalin atau mentranskrip audio/video (suara/suara bergambar) kedalam bentuk teks tertulis.
Audio disini adalah rekaman/suara yang terdokumentasikan dalam bentuk kaset/mini kaset maupun digital voice clip/sound clip dan video clip.  Apa isi rekaman itu? Bisa hasil wawancara, diskusi, seminar, focus group discussion, pelatihan, pidato, sidang, film, video pendidikan, video pelatihan, video tutorial dan sebagainya. Direkam menggunakan alat perekam berupa cassette recorder, voice recorder atau video recorder dan tersimpan dalam kaset maupun format digital voice/sound clip dan video clip tersebut.
Hasil transkrip biasanya berbentuk teks tertulis yang berupa tulisan isi rekaman. Hasil transkrip ini bisa bermacam-macam. Ada hasil transkrip yang betul betul ‘apa adanya’ artinya kata perkata ditulis bahkan situasi yang terjadi ditulis juga untuk menggambarkan situasi yang terjadi.
Hasil transkrip ada juga yang mirip seperti hasil ringkasan sebuah acara/rapat, hasil resume, atau bahkan minuta rapat. Tetapi hasil transkrip ini tidak boleh ada pendapat/opini pribadi dari si penulis transkrip. Jadi betul-betul hanya ringkasan dari hasil acara tersebut dan berdasarkan pada apa-apa yang dibicarakan/diucapkan dalam acara tersebut. Hasil transkrip (dokumen tertulis) ini akan berbeda tergantung kebutuhan dan keinginan dari si pemilik rekaman ini. Misalnya hasil transkrip pelatihan, dipakai untuk melihat gambaran proses pelatihan dan materi yang disampaikan dan materi yang berkembang untuk dijadikan bahan evaluasi, perbaikan modul, pembuatan laporan dan lain sebagainya. Hasil transkrip FGD, seminar atau diskusi bisa dipakai sebagai bahan untuk melihat kembali materi acara dan menarik poin-poin kesepakatan dalam acara tersebut berdasarkan pokok pikiran seluruh pembicaraan pada acara tersebut.
Hasil transkrip video pendidikan, video pelatihan, tutorial bisa dipakai sebagai bahan bacaan bagi si peserta agar lebih mudah mengikuti alur pendidikan dan bagi si pengajar bisa dijadikan sebagai panduan dalam mengajar. Hasil transkrip bisa dijadikan sebagai bukti tertulis otentik tentang suatu hal. Misalnya transkrip sidang skripsi, transkrip sidang pengadilan dan lain sebagainya.
Merekam dan mentranskripkan sebuah acara itu penting agar setiap acara memiliki dokumentasi tertulis selain dokumentasi audio maupun video. Mentranskrip mirip dengan menotulensi tetapi tidak sama. Mentranskrip bisa dilakukan kapan saja dan bisa dimana saja selama bahan untuk ditranskrip ada. Jadi, bisa saja bahan itu bahan yang 1 tahun lalu, atau beberapa bulan lalu. Bahan tersebut kemudian ditranskrip misalnya sebagai antisipasi hilangnya data digital karena kerusakan komputer, kaset berjamur, video berjamur, dan lain sebagainya.
Ada beberapa macam transkripsi mengacu pada Kamus Linguistik Harimurti Kridalakasana (2002: 219). Meskipun sangat kental dengan istilah-istilah linguistik, mengingat pentranskripsian memang dekat dengan kajian ilmu fonetik, pengenalan macam-macam transkripsi berikut ini tentulah menambah wawasan kita. Transkripsi berurutan, yaitu transkripsi fonetis dari teks yang berurutan dan bukan dari kata-kata lepas. Transkripsi fonemis, yaitu transkripsi yang menggunakan satu lambang untuk menggambarkan satu fonem tanpa melihat perbedaan fonetisnya.
Transkripsi fonetis, yaitu transkripsi yang berusaha menggambarkan semua bunyi secara teliti.
Transkripsi kasar, yaitu transkripsi fonetis yang mempergunakan lambang terbatas berdasarkan analisis fonemis yang dipergunakan sebagai sistem aksara yang mudah dibaca.
Transkripsi impresionistis, yaitu transkripsi fonetis dengan lambang sebanyak-banyaknya yang dibuat tanpa pengetahuan mengenai sistem bahasa tertentu; transkripsi semacam ini biasa dibuat pada pengenalan pertama suatu bahasa. Transkripsi ortografis, yaitu transkripsi yang sesuai dengan kaidah-kaidah ejaan suatu bahasa. Transkripsi saksama, yaitu transkripsi fonetis yang secara cermat menggambarkan kontinum wicara. Transkripsi sistematis, yaitu transkripsi fonetis dengan lambang terbatas yang dibuat setelah si penyelidik mengenal bahasanya dan setelah segmen-segmen ujaran diketahui.
Secara garis besar, bentuk transkripsi merupakan bentuk tertulis dari ucapan. Beberapa contoh bentuk transkrip, misalnya transkrip pidato, wawancara, atau keterangan pers. Proses tersebut, sebagaimna disebutkan Shaddily dan Echols, sama halnya dengan mencatat atau menuliskan hasil pembicaraan. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan menuliskan kata demi kata dari suatu sumber untuk keperluan tertentu (biasanya direkam) pada radio perekam dan disalin dalam bentuk tulisan atau ketik. Sebuah cara penulisan dengan meringkas, menyadur, dan mentranskrip, di dalamnya mencakup cara menyajikan sebuah tulisan, pembicaran ke dalam bentuk tertulis yang tersaji secara ringkas. Sebuah bentuk ringkasan dari sebuah tulisan hendaknya tetap menekankan sisi konsistensi akan sebuah urut-urutan sesuai dengan ide atau gagasan pengarang. Begitu halnya saat kita menyadur, hal tersebut juga berlaku -- tetap mempertahankan ide dari naskah asli. Sementara mentranskrip lebih kepada upaya menyajikan sebuah bentuk lisan ke dalam tulisan. Penyajian hasil tulisan dengan ketiga bentuk tersebut ternyata dapat menjadi latihan yang baik bagi kita. Terutama untuk mempertajam pemahaman kita tentang karya asli. Tambahan lagi, kita akan menjadi lebih mencermati apa yang kita baca maupun dengar, tegas Keraf (1984:262) by anindyatrans1@gmail.com

Jumat, 15 Februari 2013

Peran Jasa Interpreter Resmi


Profesi penerjemah yang tidak banyak diketahui orang adalah jasa interpreter resmi atau penerjemah lisan. Berbeda dengan penerjemah biasa yang bertugas menerjemahkan teks tertulis, penerjemah lisan ini bertugas untuk menerjemahkan ucapan, pidato, diskusi, atau percakapan dalam sebuah bahasa untuk kemudian disampaikan ulang secara lisan ke dalam bahasa yang dituju. Selama ini masyarakat hanya menggangap peran penerjemah lisan ini hanya sebatas pada tingkat kenegaraan semata, namun seiring dengan perkembangan dunia dan globalisasi, dunia bisnis, akademik, hingga sosial budaya banyak yang membutuhkan jasa seorang penerjemah lisan.

jasa interpreter resmi akan sangat dibutuhkan untuk acara-acara yang melibatkan orang asing atau orang yang menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia seperti seminar dengan pembicara orang asing, konfrensi yang dihadiri delegasi dari berbagai negara, pelatihan di perusahaan, kuliah umum yang melibatkan dosen dari luar negeri, acara diskusi, negosiasi bisnis antar dua perusahaan beda negara, hingga untuk acara yang non formal seperti perjalanan wisata. Untuk acara yang sifatnya sangat resmi atau memiliki kekuatan hukum tertentu seperti pengadilan yang melibatkan seseorang dari luar negeri sebagai tersangka, maka dibutuhkan jasa seorang penerjemah lisan tersumpah.

Penerjemah lisan atau jasa interpreter resmi tersumpah adalah mereka yang ditunjuk secara khusus oleh pengadilan karena memiliki kualifikasi khusus yaitu memiliki sertifikat resmi atau sertifikat tersumpah serta memiliki SK Guberbur setempat. Jasa penerjemah lisan ini lebih mahal jika dibandingkan dengan jasa penerjemah biasa karena tingkat kesulitan yang harus dihadapi oleh si penerjemah. Dalam penerjemahan biasa, seorang penerjemah bisa mengedit atau memperbaikinya pada proses editing. Hal semacam itu tidak bisa dilakukan oleh seorang penerjemah lisan karena dia harus melakukan alih bahasa secepat mungkin begitu klien mengucapkan sesuatu. Seorang penerjemah lisan membutuhkan konsentrasi tinggi untuk bisa meangkap setiap kata yang diucapkan oleh klien mereka serta harus melakukan terjemahan dengan sangat hati-hati karena ucapan yang sudah diterjemahkan tidak bisa dikoreksi atau diulangi lagi. Maka, jika Anda memiliki acara khusus yang melibatkan orang asing sebagai pembicara atau pengisi acara, tidak ada salahnya menggunakan jasa penerjemah lisan untuk mendukung kelancaran acara yang Anda selenggarakan.

Jumat, 08 Februari 2013

masalah di jasa interpreter resmi


Pekerjaan pertama yang pernah saya alami dalam bisnis penerjemah adalah bertindak sebagai jasa interpreter resmi (penerjemah lisan) dalam suatu pertemuan antara seorang pengusaha Amerika dan tim manajemen kantor saya pada tahun 2005 lalu.  Beberapa hal yang terjadi lebih menunjukkan pada sikap yang kurang nyaman.  Tamu kami, seorang  Amerika menunjukkan sikap merengut dan tidak mau bekerjasama sedangkan rekan saya sesama manajemen malah berbincang dengan sesama rekannya mengenai beberapa topik ringan. Setelah melalui beberapa menit pertama yang kurang menguntungkan, pimpinan manajemen kantor kami secara tegas mencoba untuk memecahkan ketegangan, berkata kepada saya “biarkan tamu kita terhormat tahu bahwa kita akan makan siang di restoran yang mewah.” Tentu saja saya merasa bersemangat dengan ide makan siang yang luar biasa, saya menyampaikan informasi ini kepada si Amerika namun ia dengan rasa curiga bertanya: “apakah ada menu anggur”?    Tiba-tiba saya menyadari bahwa ia sedang mengharapkan pembicaraan mereka untuk fokus pada beberapa hal yang aneh dan  menghalangi rencana mereka untuk mendapat kesepakatan dan makan siang terdiri atas roti sandwich dan Coke, dan perayaan itu dilangsungkan pada penghujung hari setelah kesepakatan disimpulkan. Ia merasa kuatir bahwa orang asing ini mencoba menjebaknya. Bagi lawan bicaranya, tim manajemen kami, yang mempersoalkan sebagian besar pada penekanan hubungan akrab dan kepercayaan serta mengharapkan intisari dari pertemuan itu dapat diambil oleh masing-masing pihak.   Ini menyedihkan, bahwa saya gagal menyadari bahwa saya perlu meyakinkan dirinya bahwa ia tidak berurusan dengan orang Indonesia yang nampak berbicara berbelit-belit untuk memperdaya dirinya.   Mungkin kalau situasi ini berlanjut, si Amerika akan berteriak dengan lantang :
“Berbicara lah Bahasa Inggris! Saya tidak tahu arti dari sebagian kalimat panjang itu, dan saya juga tidak percaya dengan anda!”

 Apa yang harus kita hindari adalah suatu situasi dimana seorang interpreter atau translator (penerjemah lisan) mencoba untuk mementingkan egonya dibandingkan melakukan pekerjaanya dengan baik dan profesional.
Pada saat itu, saya hampir merasa yakin bahwa saya pada akhirnya akan menjadi seorang penerjemah dan selanjutnya menjadi seorang interpreter konferensi.   Beberapa tahun kemudian, , meskipun, saya meningkatkan kualitas menjadi seorang profesional dan sampai pada  sebuah penemuan—dengan segala sesuatu yang ada di dunia—bahwa penerjemah adalah sebuah profesi.   Satu pertanyaan memancing saya: apakah komputer bisa segera melakukan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan manusia akan penerjemah?
Suatu argumentasi dasar yang menjelaskan kenapa komputer tidak pernah bisa mengganti posisi manusia dalam bidang ini, dalam setiap peristiwa bahwa bahasa secara intrinsik dibatasi oleh konteks. Setidaknya bagaimana saya akan menjelaskan bahwa ini merupakan suatu poin filosofi dasar yang diturunkan dari secara khusus.   Saya ingin tahu bagaimana  banyak orang yang menggerutu dan berhenti membaca  makalah ini.   Jangan kuatir, saya tidak bermaksud mendiskusikan konsep ilmiah dari ahli teori – namun saya hanya berminat dalam beberapa konsekuensi sudut pandang terhadap profesi translator dan interpreter.   Saya akan berfokus dalam makalah ini pada satu aspek dari konteks translator dan interpreter.
Ada beberapa perbedaan yang jelas antara menerjemahkan dalam bentuk tulisan dan menerjemahkan secara lisan.    Agar dapat dijelaskan lebih jelas, para penerjemah tulisan memiliki kesempatan untuk mencari beberapa kata atau kalimat atau mencocokkan dengan hasil terjemahan mereka, dan untuk mengupayakan hasil yang seakurat mungkin.    Sedangkan bagi para penerjemah lisan (Interpreter), anehnya, perlu memikirkannya selagi mereka sedang berdiri. Bisa dimaklumi, bahwa para interpreter terkadang akan melewati informasi yang diberikan dalam bahasa asli atau penafsiran yang telah dikatakan.  Apabila seorang interpreter  sedang menerjemahkan  dalam Sidang Pengadilan  Internasional , ini merupakan suatu pekerjaan yang berharga dan menantang, dimana seorang penulis steno sedang menulis penjelasan segala sesuatu yang saya katakan. Ketika anda sedang menerjemahkan suatu pertanyaan silang mengenai korban perkosaan yang telah didagnosa mengidap HIV,  anda harus menyampaikan informasi seakurat mungkin tanpa membiarkan emosi mempengaruhi hasil prestasi anda dalam menghadapi tekanan besar dan ada sedikit ruang untuk melakukan manuver.
Disinilah pentingnya anda benar-benar harus bersikap profesional yang senantiasa mengutamakan kualitas pekerjaan dengan memberikan hasil terjemahan yang baik yang dapat dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak.    Selain itu pentingnya kemampuan anda untuk mengendalikan emosi juga ditekankan di sini, sehingga anda tidak membiarkan hal ini mempengaruhi kualitas pekerjaan anda.

Sabtu, 02 Februari 2013

Keanekaragaman Jasa Interpreter

Dilihat dari segi kebahasaan, kata “penerjemahan” berasal dari kata Arab tarjamah (kata benda) atau tarjama (kata kerja), dan padanannya dalam bahasa Inggris adalah translation (kata benda) yang berasal dari kata kerja translate. Majdī Wahbah dan Kāmil al-Muhandis menerjemahkan kata tarjamah atau translation itu dengan “menuliskan kembali pokok bahasan tertentu dalam bahasa selain bahasa aslinya.”
Sementara itu A. S. Hornby, E. V. Gatenby dan H. Wakefield dalam kamusnya memberikan tiga macam makna kata kerja translate sebagai berikut:
1. give the meaning of something said or written in another language.
2. interpret, clarify (somebody’s behaviour, etc.).
3. remove (the bishop) to a different see.
Sedangkan Roget’s Thesaurus menyebutkan kata kerja eccleciasticize sebagai padanan kata kerja translate, kata transference dan transliteration sebagai padanan kata benda translation dan kata interpreter sebagai padanan kata translator.
Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa menerjemahkan bisa berarti:
1. mengalihbahasakan (termasuk alih huruf atau transliterasinya) sesuatu yang dikatakan
    atau ditulis dalam bahasa tertentu ke dalam bahasa lain.
2. menafsirkan, atau menjelaskan (sesuatu yang kurang atau tidak jelas)
3. menceriterakan sesuatu, dan
4. memindahkan penjabat agama (uskup) dari wilayah keuskupan tertentu ke wilayah
    keuskupan lainnya.
Di antara keempat arti tersebut, dua yang disebut pertama memiliki relevansi tinggi dengan pokok bahasan sekarang. Karena itu dua arti itulah yang untuk selanjutnya dipergunakan dalam makalah ini.
Dilihat dari cara penerjemahannya, terjemahan bisa dibedakan menjadi dua macam: terjemahan harfiah (at-tarjamatul-harfiyyah, loan transition atau word-for-word translation).[12] Terjemahan harfiah adalah terjemahan dari satu bahasa ke bahasa lain dengan tidak mengubah bentuk, pola dan susunan katanya serta pola kalimatnya. Contoh terjemahan harfiah adalah Al-Qur’än dan Terjemahnya, terjemahan tim Departemen Agama. Sedangkan terjemahan bebas adalah terjemahan yang hanya terikat dengan makna aslinya tetapi tidak terikat baik dengan bentuk dan susunan katanya maupun dengan pola kalimatnya. Karena itu terjemahan bebas sering dikenal juga dengan sebutan tarjamah ma‘nawiyyah. Contoh terjemahan bebas adalah Al-Qur’ān Bacaan Mulia, terjemahan H. B. Jassin.
Terjemahan harfiah, walaupun sering dianggap sangat bermanfaat untuk mempertahankan keaslian karya yang diterjemahkan, dalam kenyataannya tidak selamanya benar dan bahkan, dalam banyak hal, tidak hanya membingungkan pembacanya tetapi juga merusak bahasa terjemahannya. Hal ini, sebagaimana akan dijelaskan lebih lanjut, disebabkan oleh kenyataan bahwa terjemahan harfiah cenderung memaksakan pola bahasa asing ke dalam bahasa terjemahan. Karena pada dasarnya setiap bahasa merupakan sistem dengan sub-sub sistemnya yang sering berbeda-beda antara satu bahasa dengan bahasa lainnya, maka setiap penerjemah dan penyadur seharusnya menguasai, minimal, dua bahasa sekaligus: bahasa sumber yang diterjemahkan [dalam hal ini bahasa Arab dan Inggris] dan bahasa reseptor atau bahasa terjemahannya, yaitu bahasa Indonesia. Penguasaan yang tidak sempurna terhadap salah satu di antara bahasa-bahasa tersebut cenderung menimbulkan kesalahan dalam penerjemahan atau penyaduran yang dilakukannya.
Memang penerjemah dituntut untuk mengalihkan baik isi maupun bentuk bahasa sumber ke dalam bahasa reseptornya, tetapi pekerjaan ini jelas sangat sulit, kalau tidak bisa disebut sama sekali tidak mungkin. Perlu dijelaskan bahwa, bagaimanapun juga, terjemahan tidak akan sama persis dengan aslinya baik dalam makna maupun gaya bahasanya. Karena itu target minimal yang seharusnya dicapai oleh setiap penerjemah adalah pengalihan makna dan gaya yang paling mirip dengan aslinya itu. Bila suatu terjemahan secara keseluruhan tidak mengikuti atau tidak sesuai dengan gaya bahasa aslinya, maka terjemahan semacam itulah yang dikenal sebagai saduran.
Menerjemahkan berarti: (1) Mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi, dan konteks bahasa sumber. (2) Menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan maknanya, dan (3) Mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan leksikon dan struktur gramatikal yang sesuai dalam bahasa sasaran dan konteks budayanya (Bahasa Terjemahan).
Tujuan penerjemahan adalah untuk menciptakan relasi yang sepadan dan intent antara teks sumber dan teks sasaran agar diperoleh jaminan bahwa kedua teks tersebut mengkomunikasikan pesan yang sama (Terjemahan Bahasa).
Di kalangan ilmuwan, hampir terjadi kesepakatan bahwa ada perbedaan antara penerjemahan (Penterjemah Bahasa) dan interpretasi. Istilah penerjemahan dipakai untuk menyebut aktivitas memindahkan gagasan dalam bentuk tertulis dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Adapun interpretasi dipakai untuk menyebut aktivitas memindahkan pesan secara lisan atau dengan menggunakan isyarat dari satu bahasa ke bahasa lainnya. Dengan demikian, aktivitas seorang penerjemah selalu terkait dengan teks tertulis, sementara aktivitas seorang interpretator atau juru bicara selalu terkait dengan pengalihan pesan secara lisan (Penterjemah Bahasa).
Secara sekilas, penerjemahan dan interpretasi hampir sama, yang berbeda hanya media yang digunakan. Dalam penerjemahan, media yang digunakan adalah teks tulis, sedangkan interpretasi menggunakan media lisan. Namun demikian, keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang translator berbeda dengan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang interpretator. Seorang penerjemah dituntut untuk mahir dalam menulis atau mengungkapkan gagasan dalam bahasa sasaran secara tertulis. Dia juga harus mahir memahami teks bahasa sumber dan budayanya, juga mampu menggunakan kamus dan referensi lainnya. Sementara seorang interpreter (juru bicara) harus mampu mengalihkan isi informasi dari bahasa sumber ke bahasa sasaran secara langsung tanpa bantuan kamus. Dia juga harus mempunyai keterampilan dalam mengambil keputusan secara tepat dalam waktu yang sangat singkat.
Definisi Interpretasi
Interpretasi adalah suatu proses untuk menyederhanakan ide-ide atau issu-issu yang rumit dan kemudian membaginya dengan masyarakat awam/umum. Suatu interpretasi yang baik adalah suatu interpretasi yang dapat membangun hubungan antara audiens dengan obyek interpretasi. Apabila dilakukan secara efektif, interpretasi dapat digunakan untuk meyakinkan orang lain, dapat mendorong orang lain untuk merubah cara berpikir dan tingkah laku mereka. Interpretasi adalah pelayanan kepada kelompok sasaran yang datang ke taman-taman, hutan, tempat-tempat yang dilindungi dan rekreasi yang lain, karena kelompok sasaran selain ingin bersantai atau mencari inspirasi juga mempunyai keinginan untuk mempelajari tentang alam, atau kebudayaan. Sumberdaya alam yang ingin dilihat dapat berupa proses geologis, satwa, tumbuhan, kominitas ekologis, atau sejarah manusia.
Interpretasi adalah suatu mata rantai komunikasi antara pengunjung dan sumberdaya yang ada (Sharpe, 1982). Sedangkan Tilden (1957) yang disebut juga Bapak Interpretasi menyatakan bahwa Interpretasi lingkungan adalah suatu aktivitas pendidikan untuk mengungkapkan arti dan hubungan antara obyek alami dengan kelompok sasaran, dengan pengalaman tangan pertama, dan dengan penggambaran media (ilustrasi) secara sederhana. Harold Walin (dalam Sharpe, 1982), Kepala Taman Metropolitan Cleveland, mengatakan bahwa “Interpretasi adalah suatu cara pelayanan untuk membantu kelompok sasaran supaya tergugah rasa sensitifnya dalam merasakan keindahan alam, kekomplekannya, variasinya dan hubungan lingkungan, rasa kagum dan mempunyai keingintahuan. mengembangkan persepsinya.
Kita sering mempertanyakan apa sebenarnya perbedaan antara informasi, pendidikan lingkungan dengan interpretasi. Informasi adalah sesuatu yang disampaikan kepada kelompok sasaran atau kelompok sasaran seperti keadaan aslinya yaitu misalnya suatu fakta, gambar-gambar dan tanggal-tanggal. Sebagai contoh, buku panduan satwa memberikan informasi mengenai jenis satwa, dan biasanya tidak ada interpertasinya. Interpretasi terdiri dari informasi. Interpretasi bukanlah apa yang anda sampaikan pada kelompok sasaran akan tetapi bagaimana cara anda menyampaikan informasi tersebut kepada kelompok sasaran.
Hal itu semua akan membantu kelompok sasaran untuk merasakan lingkungan sebagai rumahnya dan dapat disampaikan melalui pendekatan instruksional atau dengan menggunakan pendekatan interpretive. Suatu hal yang harus diingat bahwa interpretasi merupakan proses komunikasi. Jika proses dalam menyampaikan informasi mengenai lingkungan berjalan dengan baik sehingga berguna bagi kelompok sasaran maka “pendidikan” lingkungan akan terjadi. “pendidikan” akan terjadi apabila kelompok sasaran:
1) Menerima pesan yang disampaikan
2) Memahami pesan yang disampaikan
3) Mengingat pesan yang disampaikan
4) Ada kemungkinan untuk menggunakan informasi tersebut. Dalam interpretasi digunakan teknik pemasaran dan periklanan, strategi jurnalistik dan strategi komunikasi lainnya. Interpretasi adalah suatu komunikasi dengan menggunakan pengalaman yang menyenangkan.
Teknik Interpretasi
Untuk melaksanakan kegiatan interpretasi tersebut bisa dilakukan dengan beberapa cara/teknik. Menurut Sharpe (1982) secara garis besar terdapat dua macam teknik interpretasi. a. Teknik secara langsung (attended service) Adalah kegiatan interpretasi yang melibatkan langsung antara interpreter (penginterpretasi), kelompok sasaran dengan obyek interpretasi yang ada sehingga kelompok sasaran dapat secara langsung melihat, mendengar atau bila mungkin mencium, meraba dan merasakan obyek-obyek intrepretasi yang dipergunakan dan biasanya dengan tahap pelaksanaan sebagai berikut: 1) Informasi Kelompok sasaran akan mendapatkan informasi tentang obyek yang akan dikunjungi. 2) Rencana kegiatan pelaksanaan program akan dijelaskan pada suatu pusat pengunjung atau dikenal juga dengan nama pusat informasi, jadi kelompok sasaran sudah lebih dulu mengetahui program interpretasi yang dipilih dan garis besar rencana perjalanannya. 3) Penyampaian uraian-uraian Dilakukan oleh interpreter pada saat melaksanakan program interpretasinya. Dengan adanya kontak antara kelompok sasaran dengan penginterpretasi maka ada suatu komunikasi langsung, dan disini peran seorang penginterpretasi sangat besar untuk dapat mengungkapkan secara menarik semua potensi dalam suatu kawasan. Seorang penginterpretasi yang baik harus dapat membuat suasana yang santai sehingga kelompok sasaran akan dapat bebas bertanya ataupun dapat mengutarakan keluhan-keluhannya. Interpretasi secara langsung dapat berupa: a) Tamasya keliling atau berjalan-jalan dengan interpreter wisata.
Kelompok sasaran dalam kelompok-kelompok atau perorangan yang bergabung membentuk suatu rombongan berjalan-jalan atau dengan kendaraan mendatangi obyek-obyek interpretasi dengan dipandu oleh penginterpretasi dan mengikuti salah satu program penginterpretasi yang sudah disusun. Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan interpretasi dengan melakukan pergerakan atau perjalanan. Terdapat 3 karakteristik dalam kegiatan ini yaitu peserta berpindah dari satu tempat ke tempat lain, terdapat beberapa tempat istirahat atau pemberhentian untuk menunjukkan suatu obyek di lokasi tersebut dan untuk kegiatan ini diperlukan komitmen lebih dari peserta karena mereka memerlukan waktu dan energi yang lebih banyak untuk berjalan dari satu tempat ke tempat lain. Ada beberapa contoh dari perjalanan ini yaitu : Berjalan menyusuri jalur untuk mengamati hewan dan tumbuhan yang terdapat di jalur tersebut serta bagaimana mereka berinteraksi. Memandu kelompok sasaran mendatangi area persemaian, kebun atau area demonstrasi lainnya. Berjalan memalui suatu kawasan dan menjelaskan mengenai sejarah atau kondisi dari kawasan tersebut. Memandu kelompok sasaran untuk melihat – lihat di wisma cinta alam atau pameran yang telah disiapkan. Agar suatu perjalanan lebih efektif maka perencana harus merencanakannya dengan seksama mulai dari awal hingga akhir. Persiapkan jalur interpretasi, tanda – tanda dan apabila memungkinkan disusun brosur yang menjelaskan mengenai kegiatan perjalanan tersebut. Untuk perjalanan di luar ruangan, interpreter atau fasilitator perlu melakukan uji coba di rute yang dipilih sebanyak beberapa kali untuk melihat kondisi dan situasi secara menyeluruh, membuat catatan mengenai hal – hal khusus yang dapat membahayakan peserta dan lain – lain. Satu hal yang harus diingat oleh interpreter atau fasilitator bahwa melakukan perjalanan dengan sekelompok orang akan memakan waktu yang lebih banyak daripada melakukan perjalanan sendiri.

Sabtu, 26 Januari 2013

Interpreter bahasa hukum


 Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan). Menurut definisi, interpretasi hanya digunakan sebagai suatu metode jika dibutuhkan. Jika suatu objek (karya seni, ujaran, dll) cukup jelas maknanya, objek tersebut tidak akan mengundang suatu interpretasi. Istilah interpretasi sendiri dapat merujuk pada proses penafsiran yang sedang berlangsung atau hasilnya.
Suatu interpretasi dapat merupakan bagian dari suatu presentasi atau penggambaran informasi yang diubah untuk menyesuaikan dengan suatu kumpulan simbol spesifik. Informasi itu dapat berupa lisan, tulisan, gambar, matematika, atau berbagai bentuk bahasa lainnya. Makna yang kompleks dapat timbul sewaktu penafsir baik secara sadar ataupun tidak melakukan rujukan silang terhadap suatu objek dengan menempatkannya pada kerangka pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas.
Tujuan interpretasi biasanya adalah untuk meningkatkan pengertian, tapi kadang, seperti pada propaganda atau cuci otak, tujuannya justru untuk mengacaukan pengertian dan membuat kebingungan.
Beragam pandangan ahli tentang penafsiran hukum atau interpretasi hukum menimbulkan banyak teori, metode, atau jenis-jenis penafsiran hukum. Beragamnya pembagian metode penafsiran hukum itu patut diduga karena terdapat perbedaan ukuran general dan khususnya kategori yang digunakan. 
Adapun jenis-jenis metode penafsiran dan konstruksi hukum  yang biasanya dipakai, diantaranya adalah sebagai berikut.
1.    Metode interpretasi menurut bahasa (gramatikal) yaitu suatu cara penafsiran yang menafsirkan Undang-undang menurut arti kata-kata (istilah) yang terdapat pada undang-undang. Hakim wajib menilai arti kata yang lazim dipakai dalam bahasa sehari-hari yang umum. Syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan penafsiran menurut bahasa ini adalah penjelasan itu harus bersifat logis, oleh karenanya metode ini juga disebut metode objektif.
2.    Metode interpretasi secara sistematis yaitu penafsiran yang menafsirkan peraturan perundang-undangan dihubungkan dengan peraturan hukum atau undang-undang lain atau dengan keseluruhan sistem hukum. Karena, terbentuknya suatu undang-undang pada hakikatnya merupakan bagian dari keseluruhan sistem perundang-undangan yang berlaku sehingga tidak mungkin ada satu undang-undang yang berdiri sendiri tanpa terikat dengan peraturan perundang-undangan lainnya. Sebagai konsekuensi logis dari berlakunya suatu sistem perundang-undangan maka untuk menafsirkan undang-undang tidak boleh menyimpang atau keluar dari sistem perundang-undangan itu. Oleh karena itu interpretasi sistematis ini disebut juga interpretasi logis.
3.   Metode Interprestasi secara historis yaitu menafsirkan Undang-undang dengan cara meninjau latar belakang sejarah dari pembentukan atau terjadinya peraturan undang-undang yang bersangkutan.
Interpretasi bahasa hukum
Dalam  ilmu hukum interpretasi historis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.    Penafsiran menurut sejarah penetapan suatu undang-undang (Wethistoirsche interpretatie) yaitu penafsiran Undang-undang dengan menyelidiki perkembangan suatu undang-undang sejak dibuat, perdebatan-perdebatan yang terjadi dilegislatif, maksud ditetapkannya atau penjelasan dari pembentuk Undang-undang pada waktu pembentukannya. Interpretasi menurut sejarah undang-undang ini disebut juga interpretasi subjektif karena penafsiran rnenempatkan  pada pandangan subjektif pembuat undang-undang. Dengan demikian interpretasi menurut sefarah undang-undang merupakan lawan dari interpretasi gramatikal yang disebut sebagai metode penafsiran objektif.
b.    Penafsiran menurut sejarah hukum (Rechts historische interpretatie) adalah suatu penafsiran yang dilakukan dengan cara memahami undang-undang dalam konteks sejarah hukum. Pemikiran yang mendasari diterapkannya metode interpretasi ini adalah anggapan bahwa setiap undang-undang selalu merupakan reaksi dari kebutuhan sosial yang memerlukan pengaturan. Setiap pengaturan dapat dipandang sebagai langkah dalam perkembangan sosial masyarakat sehingga langkah itu maknanya diketahui. Hal ini meliputi semua lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan undang-undang.
4.    Metode Interpretasi secara Teleologis atau Sosiologis yaitu cara penafsiran suatu ketentuan undang-undang untuk mengetahui makna atau yang didasarkan pada tujuan kemasyarakatan. Metode interpretasi undang-undang diterapkan pada suatu undang-undang yang masih berlaku tetapi kurang berfungsi karena tidak sesuai lagi dengan keadaan jaman. Terhadap undang-undang yang ada diupayakan (melalui penafsiran) untuk dapat digunakan terhadap peristiwa, hubungan, kebutuhan dan lingkungan masa kini dengan tidak memperhatikan apakah itu pada saat diundangkannya sudah dikenal atau tidak. Dengan lebih sederhana pengertian metode interpretasi teleologis atau sosiologis dapat dikemukakan yaitu merupakan upaya menyesuaikan peraturan perundang-undangan dengan hubungan dan situasi sosial yang baru. Keadaan undang-undang yang sebenamya sudah tidak sesuai lagi dengan zaman dijadikan alat untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi pada saat sekarang.
5.    Interpretasi Antisipatif atau Futuristis yaitu cara penafsiran  yang menjelaskan ketentuan undang-undang dengan berpedoman pada undang-undang yang belum mempunyai kekuatan berlaku, yaitu dalam rancangan undang-undang.

6.    Interpretasi Evolutif-Dinamikal yaitu apabila hakim dalam putusannya memerikan makna sangat menentukan (yang melakukan terobosan) pada perkembangan hukum yang terjadi  setelah (kemunculan atau keberlakuan) aturan-aturan hukum tertentu.
7.    Interpretasi Restriktif dan Ekstensif. Ditinjau dari hasil penemuannya, suatu penafsiran undang-undang dapat dibedakan ke dalam interpretasi restriktif dan ekstensif. Interpretasi restriktif adalah sebuah perkataan diberi makna sesuai atau lebih sempit dari arti yang diberikan pada perkataan itu dalam kamus atau makna yang dilazimkan dalam pada perkataan itu dalam kamus atau makna yang dilazimkan dalam percakapan sehari-hari, sedangkan interpretasi ekstensif adalah sebuah perkataan diberi makna lebih luas ketimbang arti yang diberikan pada perkataan itu menurut kamus atau makna yang dilazimkan dalam percakapan sehari-hari.
8.    Metode Konstruksi Analogi yaitu merupakan metode penemuan hukum dengan cara memasukan suatu perkara ke dalam lingkup pengaturan suatu peraturan perundang-undangan yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menyelesaikan perkara yang bersangkutan.
9.  Metode Konstruksi argumentum a contrario yaitu merupakan metode konstruksi  yang memberikan perlawanan pengertian antara peristiwa konkrit yang dihadapi dengan peristiwa yang diatur dalam Undang-undang. Berdasarkan perlawanan ini ditarik suatu kesimpulan bahwa perkara yang dihadapi tidak termasuk kedalam wilayah pasal tersebut.
10. Metode Konstruksi Penghalusan hukum yaitu merupakan metode yang mengeluarkan masalah yang dihadapinya sebagai perkara dari lingkup perundang-undangan yang bersangkutan.

Selasa, 15 Januari 2013

Jasa Interpreter dalam Kehidupan Modern


Perbedaan bahasa dahulu dianggap sebagai penghambat besar dalam berkomunikasi. Di zaman modern, perbedaan bahasa sudah tidak lagi menjadi penghambat dalam berkomunikasi. Saat ini sekolah-sekolah bahasa asing telah banyak ditemukan. Hampir semua bahasa di dunia telah dapat dipelajari di berbagai lembaga pendidikan yang tersedia. Lembaga pendidikan atau sekolah bukan hanyalah satu-satunya cara untuk mengatasi perbedaan bahasa untuk berbagai kepentingan. Para pengusaha mungkin tidak memiliki waktu untuk bersekolah atau menempuh pendidikan di sebuah lembaga bahasa untuk membantu kelancaran bisnisnya dengan pihak asing. Para pengusaha pasti lebih memilih mempekerjakan orang yang memiliki kemampuan bahasa asing.
Fakta yang menunjukkan kebutuhan akan orang yang mahir bahasa asing telah menciptakan berbagai peluang pekerjaan. Ini menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa asing juga memiliki fungsi praktis yang berkaitan dengan segi ekonomi. Banyak orang yang telah berkecimpung dalam jenis pekerjaan ini, dan mungkin akan semakin banyak orang yang tertampung dalam jenis pekerjaan ini. Saat semua jenis usaha berusaha untuk memperluas jaringan mereka secara global, pekerjaan yang berhubungan dengan perbedaan bahasa juga akan terus terbuka. Semakin banyak investor asing yang akan masuk, akan semakin banyak kebutuhan orang yang memiliki kemampuan suatu bahasa asing. Investor asing dan orang yang memiliki kemampuan bahasa asing akan membentuk ikatan atau hubungan yang saling menguntungkan.
Jenis pekerjaan yang berhubungan dengan perbedaan bahasa pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu:Penerjemah dan Interpreter. Kedua jenis perbedaan tersebut sebenarnya hampir sama. Penerjemah biasanya sering dikaitkan dengan teks tertulis. Jenis profesi ini sering dilibatkan dalam kegiatan yang dilakukan dalam bentuk tertulis. Bentuk komunikasi dalam bisnis kadang dilakukan dalam bentuk surat. Jika seorang pengusaha menerima surat dari investor asing dan pengusaha tersebut tidak memahami bahasa yang dalam surat tersebut, pengusaha tersebut dapat meminta pertolongan dari seorang penerjemah. Penerjemah tersebut tentu saja akan mendapatkan bayaran dari jasa yang dilakukannya terhadap pengusaha. Selain surat, penerjemah biasanya menerjemahkan dokumen, perjanjian, kontrak, izin usaha, atau bahkan buku. Profesi sejenis yang mirip dengan penerjemah adalah interpreter. Interpreter biasanya melakukan penerjemahan secara lisan. Tour guide merupakan salah satu contoh paling umum dari jenis interpreter. Saat ini bukan hanya turis yang memerlukan jasa interpreter, seorang pengusaha asing yang ingin menanamkan modalnya sangat terbantu dengan keberadaan interpreter. Seorang interpreter akan dapat membantu seorang investor mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan investasi yang akan dilakukannya secara langsung. Interpreter akan dapat menghubungkan investor dengan pihak yang akan diajak bekerja sama dengan investor itu. Dengan kemampuan bahasa yang dimilikinya, interpreter akan dapat menghubungkan dua pihak yang memiliki perbedaan bahasa untuk saling memahami dan bekerja sama secara saling menguntungkan.
Saat ini tidaklah sulit menemukan penerjemah atau interpreter. Penerjemah atau interpreter yang profesional sering memasang iklan yang mengenalkan dan menawarkan jasa mereka. Koran atau media lain sering memuat iklan tentang dua jenis profesi tersebut. Penerjemah atau interpreter kadang melakukan usaha secara mandiri. Akan tetapi kebanyakan penerjemah atau interpreter bergerak melalui sebuah badan atau agen. Penerjemah atau interpreter yang melakukan usaha dengan membentuk badan usaha biasanya memiliki manajemen yang lebih bagus. Walaupun ada sedikit perbedaan dalam manajemen, penerjemah atau interpreter yang bergerak secara perorangan atau penerjemah dan interpreter yang membentuk sebuah badan usaha biasanya bekerja secara profesional dan bekerja dengan penuh tanggung jawab demi nama baik dan reputasi mereka,

By: anindyatrans1@gmail.com 0818650830