Jumat, 08 Februari 2013

masalah di jasa interpreter resmi


Pekerjaan pertama yang pernah saya alami dalam bisnis penerjemah adalah bertindak sebagai jasa interpreter resmi (penerjemah lisan) dalam suatu pertemuan antara seorang pengusaha Amerika dan tim manajemen kantor saya pada tahun 2005 lalu.  Beberapa hal yang terjadi lebih menunjukkan pada sikap yang kurang nyaman.  Tamu kami, seorang  Amerika menunjukkan sikap merengut dan tidak mau bekerjasama sedangkan rekan saya sesama manajemen malah berbincang dengan sesama rekannya mengenai beberapa topik ringan. Setelah melalui beberapa menit pertama yang kurang menguntungkan, pimpinan manajemen kantor kami secara tegas mencoba untuk memecahkan ketegangan, berkata kepada saya “biarkan tamu kita terhormat tahu bahwa kita akan makan siang di restoran yang mewah.” Tentu saja saya merasa bersemangat dengan ide makan siang yang luar biasa, saya menyampaikan informasi ini kepada si Amerika namun ia dengan rasa curiga bertanya: “apakah ada menu anggur”?    Tiba-tiba saya menyadari bahwa ia sedang mengharapkan pembicaraan mereka untuk fokus pada beberapa hal yang aneh dan  menghalangi rencana mereka untuk mendapat kesepakatan dan makan siang terdiri atas roti sandwich dan Coke, dan perayaan itu dilangsungkan pada penghujung hari setelah kesepakatan disimpulkan. Ia merasa kuatir bahwa orang asing ini mencoba menjebaknya. Bagi lawan bicaranya, tim manajemen kami, yang mempersoalkan sebagian besar pada penekanan hubungan akrab dan kepercayaan serta mengharapkan intisari dari pertemuan itu dapat diambil oleh masing-masing pihak.   Ini menyedihkan, bahwa saya gagal menyadari bahwa saya perlu meyakinkan dirinya bahwa ia tidak berurusan dengan orang Indonesia yang nampak berbicara berbelit-belit untuk memperdaya dirinya.   Mungkin kalau situasi ini berlanjut, si Amerika akan berteriak dengan lantang :
“Berbicara lah Bahasa Inggris! Saya tidak tahu arti dari sebagian kalimat panjang itu, dan saya juga tidak percaya dengan anda!”

 Apa yang harus kita hindari adalah suatu situasi dimana seorang interpreter atau translator (penerjemah lisan) mencoba untuk mementingkan egonya dibandingkan melakukan pekerjaanya dengan baik dan profesional.
Pada saat itu, saya hampir merasa yakin bahwa saya pada akhirnya akan menjadi seorang penerjemah dan selanjutnya menjadi seorang interpreter konferensi.   Beberapa tahun kemudian, , meskipun, saya meningkatkan kualitas menjadi seorang profesional dan sampai pada  sebuah penemuan—dengan segala sesuatu yang ada di dunia—bahwa penerjemah adalah sebuah profesi.   Satu pertanyaan memancing saya: apakah komputer bisa segera melakukan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan manusia akan penerjemah?
Suatu argumentasi dasar yang menjelaskan kenapa komputer tidak pernah bisa mengganti posisi manusia dalam bidang ini, dalam setiap peristiwa bahwa bahasa secara intrinsik dibatasi oleh konteks. Setidaknya bagaimana saya akan menjelaskan bahwa ini merupakan suatu poin filosofi dasar yang diturunkan dari secara khusus.   Saya ingin tahu bagaimana  banyak orang yang menggerutu dan berhenti membaca  makalah ini.   Jangan kuatir, saya tidak bermaksud mendiskusikan konsep ilmiah dari ahli teori – namun saya hanya berminat dalam beberapa konsekuensi sudut pandang terhadap profesi translator dan interpreter.   Saya akan berfokus dalam makalah ini pada satu aspek dari konteks translator dan interpreter.
Ada beberapa perbedaan yang jelas antara menerjemahkan dalam bentuk tulisan dan menerjemahkan secara lisan.    Agar dapat dijelaskan lebih jelas, para penerjemah tulisan memiliki kesempatan untuk mencari beberapa kata atau kalimat atau mencocokkan dengan hasil terjemahan mereka, dan untuk mengupayakan hasil yang seakurat mungkin.    Sedangkan bagi para penerjemah lisan (Interpreter), anehnya, perlu memikirkannya selagi mereka sedang berdiri. Bisa dimaklumi, bahwa para interpreter terkadang akan melewati informasi yang diberikan dalam bahasa asli atau penafsiran yang telah dikatakan.  Apabila seorang interpreter  sedang menerjemahkan  dalam Sidang Pengadilan  Internasional , ini merupakan suatu pekerjaan yang berharga dan menantang, dimana seorang penulis steno sedang menulis penjelasan segala sesuatu yang saya katakan. Ketika anda sedang menerjemahkan suatu pertanyaan silang mengenai korban perkosaan yang telah didagnosa mengidap HIV,  anda harus menyampaikan informasi seakurat mungkin tanpa membiarkan emosi mempengaruhi hasil prestasi anda dalam menghadapi tekanan besar dan ada sedikit ruang untuk melakukan manuver.
Disinilah pentingnya anda benar-benar harus bersikap profesional yang senantiasa mengutamakan kualitas pekerjaan dengan memberikan hasil terjemahan yang baik yang dapat dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak.    Selain itu pentingnya kemampuan anda untuk mengendalikan emosi juga ditekankan di sini, sehingga anda tidak membiarkan hal ini mempengaruhi kualitas pekerjaan anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar