Pekerjaan pertama
yang pernah saya alami dalam bisnis penerjemah adalah bertindak sebagai jasa interpreter resmi (penerjemah lisan) dalam suatu pertemuan antara seorang pengusaha Amerika
dan tim manajemen kantor saya pada tahun 2005 lalu. Beberapa hal yang terjadi lebih menunjukkan
pada sikap yang kurang nyaman. Tamu
kami, seorang Amerika menunjukkan sikap
merengut dan tidak mau bekerjasama sedangkan rekan saya sesama manajemen malah
berbincang dengan sesama rekannya mengenai beberapa topik ringan. Setelah
melalui beberapa menit pertama yang kurang menguntungkan, pimpinan manajemen
kantor kami secara tegas mencoba untuk memecahkan ketegangan, berkata kepada
saya “biarkan tamu kita terhormat tahu bahwa kita akan makan siang di restoran
yang mewah.” Tentu saja saya merasa bersemangat dengan ide makan siang yang
luar biasa, saya menyampaikan informasi ini kepada si Amerika namun ia dengan
rasa curiga bertanya: “apakah ada menu anggur”? Tiba-tiba saya menyadari bahwa ia sedang
mengharapkan pembicaraan mereka untuk fokus pada beberapa hal yang aneh dan menghalangi rencana mereka untuk mendapat
kesepakatan dan makan siang terdiri atas roti sandwich dan Coke, dan perayaan
itu dilangsungkan pada penghujung hari setelah kesepakatan disimpulkan. Ia
merasa kuatir bahwa orang asing ini mencoba menjebaknya. Bagi lawan bicaranya,
tim manajemen kami, yang mempersoalkan sebagian besar pada penekanan hubungan
akrab dan kepercayaan serta mengharapkan intisari dari pertemuan itu dapat
diambil oleh masing-masing pihak. Ini
menyedihkan, bahwa saya gagal menyadari bahwa saya perlu meyakinkan dirinya
bahwa ia tidak berurusan dengan orang Indonesia yang nampak berbicara
berbelit-belit untuk memperdaya dirinya. Mungkin kalau situasi ini berlanjut, si
Amerika akan berteriak dengan lantang :
“Berbicara lah
Bahasa Inggris! Saya tidak tahu arti dari sebagian kalimat panjang itu, dan
saya juga tidak percaya dengan anda!”
Apa yang harus kita hindari adalah suatu situasi
dimana seorang interpreter atau translator (penerjemah lisan) mencoba untuk
mementingkan egonya dibandingkan melakukan pekerjaanya dengan baik dan
profesional.
Pada saat itu,
saya hampir merasa yakin bahwa saya pada akhirnya akan menjadi seorang penerjemah
dan selanjutnya menjadi seorang interpreter konferensi. Beberapa tahun kemudian, , meskipun, saya
meningkatkan kualitas menjadi seorang profesional dan sampai pada sebuah penemuan—dengan segala sesuatu yang ada
di dunia—bahwa penerjemah adalah sebuah profesi. Satu
pertanyaan memancing saya: apakah komputer bisa segera melakukan pekerjaan ini
untuk memenuhi kebutuhan manusia akan penerjemah?
Suatu argumentasi dasar yang menjelaskan kenapa komputer tidak pernah bisa mengganti posisi manusia dalam bidang ini, dalam setiap peristiwa bahwa bahasa secara intrinsik dibatasi oleh konteks. Setidaknya bagaimana saya akan menjelaskan bahwa ini merupakan suatu poin filosofi dasar yang diturunkan dari secara khusus. Saya ingin tahu bagaimana banyak orang yang menggerutu dan berhenti membaca makalah ini. Jangan kuatir, saya tidak bermaksud mendiskusikan konsep ilmiah dari ahli teori – namun saya hanya berminat dalam beberapa konsekuensi sudut pandang terhadap profesi translator dan interpreter. Saya akan berfokus dalam makalah ini pada satu aspek dari konteks translator dan interpreter.
Suatu argumentasi dasar yang menjelaskan kenapa komputer tidak pernah bisa mengganti posisi manusia dalam bidang ini, dalam setiap peristiwa bahwa bahasa secara intrinsik dibatasi oleh konteks. Setidaknya bagaimana saya akan menjelaskan bahwa ini merupakan suatu poin filosofi dasar yang diturunkan dari secara khusus. Saya ingin tahu bagaimana banyak orang yang menggerutu dan berhenti membaca makalah ini. Jangan kuatir, saya tidak bermaksud mendiskusikan konsep ilmiah dari ahli teori – namun saya hanya berminat dalam beberapa konsekuensi sudut pandang terhadap profesi translator dan interpreter. Saya akan berfokus dalam makalah ini pada satu aspek dari konteks translator dan interpreter.
Ada beberapa
perbedaan yang jelas antara menerjemahkan dalam bentuk tulisan dan
menerjemahkan secara lisan. Agar dapat
dijelaskan lebih jelas, para penerjemah tulisan memiliki kesempatan untuk
mencari beberapa kata atau kalimat atau mencocokkan dengan hasil terjemahan
mereka, dan untuk mengupayakan hasil yang seakurat mungkin. Sedangkan bagi para penerjemah lisan (Interpreter),
anehnya, perlu memikirkannya selagi mereka sedang berdiri. Bisa dimaklumi,
bahwa para interpreter terkadang akan melewati informasi yang diberikan dalam
bahasa asli atau penafsiran yang telah dikatakan. Apabila seorang interpreter sedang menerjemahkan dalam Sidang Pengadilan Internasional , ini merupakan suatu pekerjaan
yang berharga dan menantang, dimana seorang penulis steno sedang menulis
penjelasan segala sesuatu yang saya katakan. Ketika anda sedang menerjemahkan
suatu pertanyaan silang mengenai korban perkosaan yang telah didagnosa mengidap
HIV, anda harus menyampaikan informasi
seakurat mungkin tanpa membiarkan emosi mempengaruhi hasil prestasi anda dalam
menghadapi tekanan besar dan ada sedikit ruang untuk melakukan manuver.
Disinilah pentingnya anda benar-benar harus bersikap profesional yang
senantiasa mengutamakan kualitas pekerjaan dengan memberikan hasil terjemahan
yang baik yang dapat dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak. Selain itu pentingnya kemampuan anda untuk
mengendalikan emosi juga ditekankan di sini, sehingga anda tidak membiarkan hal
ini mempengaruhi kualitas pekerjaan anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar